Tips Lancar Sebelum Memigrasikan Situs Web HTML Statis ke WordPress - Setiyan.my.id | Informasi dan Panduan Menarik seputar Teknologi dan info umum

Tips Lancar Sebelum Memigrasikan Situs Web HTML Statis ke WordPress

Tips Lancar Sebelum Memigrasikan Situs Web HTML Statis ke WordPress

Setiyan | Migrasi Situs Web HTML Statis ke WordPress - Dalam dunia digital yang terus berkembang, banyak pemilik situs web yang ingin meningkatkan dan memperbarui tampilan dan fungsionalitas situs mereka dengan beralih ke platform WordPress yang lebih dinamis dan fleksibel.

Namun, sebelum memulai proses migrasi, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa perpindahan dari situs web HTML statis ke WordPress berjalan lancar dan berhasil aman.

Buat Tempat Pengujian Situs Web HTML

Setiyan merekomendasikan agar kalian memasang server lokal seperti XAMPP, MAMP, atau Local by Flywheel untuk membuat lingkungan pengujian WordPress. 

Dengan menggunakan server lokal, Kamu dapat melakukan migrasi situs tanpa mengganggu versi online, yang sangat menguntungkan. Setelah selesai, kemudian bisa langsung menginstal sistem tersebut secara lokal.

Cadangkan situs web

Wajib dipastikan untuk melakukan salinan semua berkas HTML, gambar, CSS, JavaScript, dan aset lainnya. Jangan lupa untuk membuat cadangan lengkap semua teks dan konten media sebelum melanjutkan.

Pilih tema yang sesuai

Saat ini WordPress memiliki lebih dari 30.000 tema (template WordPress) yang tersedia dan bisa digunakan oleh pengguna.

Untuk memilih tema yang sesuai, kalian dapat mempertimbangkan tema yang dapat disesuaikan  denga niche yang sesuai tujuan situs web statis. 

Salah satu tema yang sangat populer adalah Hello Elementor, digunakan oleh 1,13% dari situs teratas atau sekitar 11.256 situs. 

Di posisi kedua, terdapat Divi dengan pangsa 0,93%, muncul di sekitar 9.266 situs. Astra berada di posisi ketiga dengan digunakan oleh 9.044 situs, atau sekitar 0,9% dari pangsa pasar.

Ubah file host untuk pencegahan server downtime

Agar situs dapat diinstal dengan sukses, kamu perlu mengunggah baik file installer maupun file zip arsip ke direktori root situs. Setelah semua file terunggah, bukalah file installer.php. 

Biasanya, file ini dapat diakses melalui alamat seperti http://www. website . com/installer.php. Tetapi, dalam kasus ini, alamat tersebut akan mengarah ke kesalahan 404 karena akan dialihkan ke host web sebelumnya yang masih menggunakan nama domain tersebut.

Meskipun terkadang banyak yang menganggap sebaliknya, sebenarnya diperlukan mengganti nama domain dan mengarahkannya ke host baru selama proses migrasi. Jika tidak dilakukan, pengunjung situs akan melihat tampilan situs yang error atau tidak bisa diakses selama proses migrasi berlangsung.

Kamu dapat menggunakan file host di komputer untuk mengakses situs baru, sementara tanpa mempengaruhi situs lama. Melalui file host, dapat melakukan pemetaan nama domain ke alamat IP tertentu. 

Dengan melakukan ini, sistem akan mengira bahwa situs telah dipindahkan, meskipun sebenarnya belum, sehingga memastikan ketersediaan situs tanpa adanya waktu henti (100% uptime).

Disarankan untuk menggunakan plugin seperti HTML Import 2 untuk melakukan migrasi konten secara otomatis, setidaknya sebagian. 

Terdapat juga plugin lain yang direkomendasikan oleh para ahli, yaitu Duplicator. Plugin ini memiliki fitur-fitur seperti dukungan penyimpanan cloud storage, pencadangan terjadwal secara otomatis, migrasi cerdas, dan pemulihan dengan satu klik. Jika ingin mencoba versi gratisnya, dapat menggunakan Duplicator Lite.

Jika kamu memutuskan untuk mengaktifkannya, bukalah area admin dan navigasikan ke Duplicator » Packages. Di pojok kanan atas akan menemukan tombol 'Create New'. 

Setelah diklik, akan diarahkan ke wizard pencadangan Duplicator. Memberikan nama pada pencadangan tersebut bersifat opsional. Untuk melanjutkan, kamu hanya perlu mengklik tombol 'Next'.

Setelah itu, plugin akan memulai pemindaian sistem untuk memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik. 

Proses ini mungkin membutuhkan beberapa menit untuk selesai, oleh karena itu pastikan untuk tidak menutup tab tersebut agar pemindaian dapat berjalan dengan lancar.

Jika semuanya sudah sesuai, akan terlihat opsi unduhan untuk paket Arsip dan Penginstal. Klik tombol 'Unduh', lalu pilih 'Kedua File'. File penginstal akan mengotomatiskan penginstalan, dan file arsip akan menjadi salinan situs web lengkap.

Instal  plugin pendukung lainnya

Plugin seperti Elementor atau Beaver Builder dapat membantu mereplikasi atau menggandakan tata letak yang rumit. 

Yoast  SEO membantu mengelola pengaturan SEO, dan UpdraftPlus akan mencadangkan  situs Wordpress.

Rencanakan struktur konten

Saat menggunakan WordPress, penting untuk mengatur konten HTML yang ada dengan cara yang tepat. Kamu memiliki pilihan untuk tetap menggunakan format yang sama seperti sebelumnya atau memilih tata letak yang baru. 

Saat menjalani proses ini, penting untuk mempertimbangkan bagaimana mengatur media, tag, dan jenis postingan.

Untuk menjaga peringkat SEO website, penting untuk menjaga struktur permalink pada situs statis sesuai dengan situs WordPress yang baru. 

Pastikan untuk membuat pengalihan 301 yang tepat agar lalu lintas dari URL lama diarahkan dengan benar ke URL baru. Kamu dapat memilih struktur di Pengaturan > Tautan Permanen.

Pengecekkan Website Yang Aktif (Pengujian situs)

Sebelum meluncurkan situs web, pastikan untuk melakukan verifikasi bahwa semua halaman, tautan, gambar, dan media lainnya berfungsi dengan baik. 

Uji situs ini pada berbagai perangkat dan browser untuk memastikan responsivitas dan kompatibilitas yang optimal. 

Dengan melakukan langkah ini, situs web akan berjalan dengan baik dan memberikan pengalaman yang konsisten kepada pengguna di semua jenis perangkat dan browser.

Kesimpulan

Berikut adalah langkah-langkah untuk mempersiapkan situs WordPress:

1. Periksa penyedia/paket hosting yang digunakan untuk Platform WordPress.

2. Buat cadangan lengkap situs web saat ini untuk mengamankan data dan konten penting.

3. Hasilkan peta situs yang meliputi semua halaman dan tautan yang ada dalam situs.

4. Instal WordPress di subdirektori situs untuk memulai pengaturan dan konfigurasi.

5. Instal plugin mode Pemeliharaan dan aktifkan agar situs dapat diperbaiki tanpa mengganggu pengunjung.

6. Pilih dan instal tema yang sesuai dengan desain situs web.

7. Sesuaikan tema yang telah dipilih agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi.

8. Atur situs WordPress agar dapat diakses langsung melalui root domain tanpa menggunakan subdirektori.

9. Nonaktifkan mode pemeliharaan yang telah diaktifkan sebelumnya setelah selesai mengatur dan menguji situs.

10. Hapus file-file situs HTML statis lama yang sudah tidak diperlukan untuk membersihkan dan menyederhanakan struktur situs yang dibangun.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url